Jumat, 21 Januari 2011

remote

Get started using Remote Desktop with Windows XP Professional

Updated: July 25, 2006
Imagine that you recently started a small business and are trying to build your client base—salespeople out on the road every day, working on getting new business. You don't want your salespeople to be left without documents they need while meeting with important clients. You can empower your employees to have important data at their fingertips, at all times.

Remote Desktop, included with Windows XP Professional, enables you to connect to your computer across the Internet from virtually any computer, Pocket PC, or Smartphone. Once connected, Remote Desktop gives you mouse and keyboard control over your computer while showing you everything that's happening on the screen. With Remote Desktop, you can leave your computer at the office without losing access to your files, applications, and e-mail. Your sales force will be able to access the latest pricing sheet from on the road by using Remote Desktop in Windows XP Professional.
On This Page
To use Remote DesktopTo use Remote Desktop
Connect your remote computer to the host computerConnect your remote computer to the host computer

To use Remote Desktop

With Remote Desktop, you can connect to your work computer from home and access all of your programs, files, and network resources as though you were actually sitting in front of your computer at work.

You need three things to create a remote location:
1.Microsoft Windows XP Professional must be installed on the computer containing the files and programs that you want to access from a remote computer. The computer must also be part of a corporate network in which Remote Desktop connections are permitted. This computer is known as the host.
2.The remote computer must be running Windows 95 or later. This computer must also have the Remote Desktop Connection client software installed. The remote computer is known as the client.
3.Both computers must be connected to the Internet through a VPN connection.
Note: If you're not connecting to the host computer through a VPN, you'll need to use the actual IP address of the host computer instead of the computer name.
To set up the Remote Desktop, start with the host computer, which in this example is your work computer.
1.Verify that you are signed in as the administrator.
2.Click Start, click Control Panel, and then click Performance and Maintenance.

Control Panel
3.Click System.

Performance and Maintenance
4.Click the Remote tab, select the Allow users to connect remotely to this computer check box, and then click OK.

Remote tab in System Properties window
Next, make sure you have Windows Firewall set up to allow exceptions.
1.In the Control Panel, click Security Center.

ControPanel
2.Under Manage security settings for, click Windows Firewall.

Security Center
3.Make sure the Don't allow exceptions check box is not selected.

Windows Firewall, General tab
4.Click the Exceptions tab, and verify that the Remote Desktop check box is selected.

Windows Firewall, Exceptions tab
5.Click OK, and then close the Windows Security Center window.
Your host computer is now set up to allow remote access.

You will need the name of the host computer.
6.In Control Panel, click Performance and Maintenance, click System, and then click the Computer Name tab.

System Properties, Computer Name tab
7.Write down the full computer name, and then click OK.
8.Close Control Panel.
9.Leave this computer running, locked, and connected to the corporate network with Internet access.

Connect your remote computer to the host computer

To connect your home computer, which is the client (or remote) computer to your work (or host) computer, follow these steps:
1.On your home computer, click Start, point to All Programs, and then point to Accessories.
2.In the Accessories menu, point to Communications, and then click Remote Desktop Connection.
3.In the Computer box, type the computer name of your host computer, which you wrote down earlier.

Remote Desktop Connection dialog box
4.Click Connect.
5.When the Log On to Windows dialog box appears, type your user name, password, and domain (if required), and then click OK.

Log On to Windows dialog box

The Remote Desktop window opens, and you see the desktop settings, files, and programs that are on your host computer, which in this example is your work computer. Your host computer remains locked, and nobody can access it without a password. In addition, no one will be able to see the work you are doing remotely.
To end your Remote Desktop session:
1.Click Start, and then click Log Off at the bottom of the Start menu.
2.When prompted, click Log Off.

Log Off Windows dialog box

Minggu, 16 Januari 2011

serat optik


Serat optik


Serat optik.
Serat optik adalah merupakan saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atau LED[1]. Kabel ini berdiameter lebih kurang 120 mikrometer. Cahaya yang ada di dalam serat optik tidak keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara, karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.
Perkembangan teknologi serat optik saat ini, telah dapat menghasilkan pelemahan (attenuation) kurang dari 20 decibels (dB)/km. Dengan lebar jalur (bandwidth) yang besar sehingga kemampuan dalam mentransmisikan data menjadi lebih banyak dan cepat dibandingan dengan penggunaan kabel konvensional. Dengan demikian serat optik sangat cocok digunakan terutama dalam aplikasi sistem telekomunikasi[2]. Pada prinsipnya serat optik memantulkan dan membiaskan sejumlah cahaya yang merambat didalamnya.
Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas/kaca. Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh serat optik.

Sejarah

Penggunaan cahaya sebagai pembawa informasi sebenarnya sudah banyak digunakan sejak zaman dahulu, baru sekitar tahun 1930-an para ilmuwan Jerman mengawali eksperimen untuk mentransmisikan cahaya melalui bahan yang bernama serat optik. Percobaan ini juga masih tergolong cukup primitif karena hasil yang dicapai tidak bisa langsung dimanfaatkan, namun harus melalui perkembangan dan penyempurnaan lebih lanjut lagi. Perkembangan selanjutnya adalah ketika para ilmuawan Inggris pada tahun 1958 mengusulkan prototipe serat optik yang sampai sekarang dipakai yaitu yang terdiri atas gelas inti yang dibungkus oleh gelas lainnya. Sekitar awal tahun 1960-an perubahan fantastis terjadi di Asia yaitu ketika para ilmuwan Jepang berhasil membuat jenis serat optik yang mampu mentransmisikan gambar.
Di lain pihak para ilmuwan selain mencoba untuk memandu cahaya melewati gelas (serat optik) namun juga mencoba untuk ”menjinakkan” cahaya. Kerja keras itupun berhasil ketika sekitar 1959 laser ditemukan. Laser beroperasi pada daerah frekuensi tampak sekitar 1014 Hertz-15 Hertz atau ratusan ribu kali frekuensi gelombang mikro.
Pada awalnya peralatan penghasil sinar laser masih serba besar dan merepotkan. Selain tidak efisien, ia baru dapat berfungsi pada suhu sangat rendah. Laser juga belum terpancar lurus. Pada kondisi cahaya sangat cerah pun, pancarannya gampang meliuk-liuk mengikuti kepadatan atmosfer. Waktu itu, sebuah pancaran laser dalam jarak 1 km, bisa tiba di tujuan akhir pada banyak titik dengan simpangan jarak hingga hitungan meter.
Sekitar tahun 60-an ditemukan serat optik yang kemurniannya sangat tinggi, kurang dari 1 bagian dalam sejuta. Dalam bahasa sehari-hari artinya serat yang sangat bening dan tidak menghantar listrik ini sedemikian murninya, sehingga konon, seandainya air laut itu semurni serat optik, dengan pencahayaan cukup mata normal akan dapat menonton lalu-lalangnya penghuni dasar Samudera Pasifik.
Seperti halnya laser, serat optik pun harus melalui tahap-tahap pengembangan awal. Sebagaimana medium transmisi cahaya, ia sangat tidak efisien. Hingga tahun 1968 atau berselang dua tahun setelah serat optik pertama kali diramalkan akan menjadi pemandu cahaya, tingkat atenuasi (kehilangan)-nya masih 20 dB/km. Melalui pengembangan dalam teknologi material, serat optik mengalami pemurnian, dehidran dan lain-lain. Secara perlahan tapi pasti atenuasinya mencapai tingkat di bawah 1 dB/km.

Kronologi Perkembangan Serat Optik

  • 1917 Albert Einstein memperkenalkan teori pancaran terstimulasi dimana jika ada atom dalam tingkatan energi tinggi
  • 1954 Charles Townes, James Gordon, dan Herbert Zeiger dari Universitas Columbia USA, mengembangkan maser yaitu penguat gelombang mikro dengan pancaran terstimulasi, dimana molekul dari gasamonia memperkuat dan menghasilkan gelombang elektromagnetik. Pekerjaan ini menghabiskan waktu tiga tahun sejak ide Townes pada tahun 1951 untuk mengambil manfaat dari osilasi frekuensi tinggi molekular untuk membangkitkan gelombang dengan panjang gelombang pendek pada gelombang radio.
  • 1958 Charles Townes dan ahli fisika Arthur Schawlow mempublikasikan penelitiannya yang menunjukan bahwa maser dapat dibuat untuk dioperasikan pada daerah infra merah dan spektrum tampak, dan menjelaskan tentang konsep laser.
  • 1960 Laboratorium Riset Bell dan Ali Javan serta koleganya William Bennett, Jr., dan Donald Herriott menemukan sebuah pengoperasian secara berkesinambungan dari laser helium-neon.
  • 1960 Theodore Maiman, seorang fisikawan dan insinyur elektro dari Hughes Research Laboratories, menemukan sumber laser dengan menggunakan sebuah kristal batu rubi sintesis sebagai medium.
  • 1961 Peneliti industri Elias Snitzer dan Will Hicks mendemontrasikan sinar laser yang diarahkan melalui serat gelas yang tipis(serat optik). Inti serat gelas tersebut cukup kecil yang membuat cahaya hanya dapat melewati satu bagian saja tetapi banyak ilmuwan menyatakan bahwa serat tidak cocok untuk komunikasi karena rugi rugi cahaya yang terjadi karena melewati jarak yang sangat jauh.
  • 1961 Penggunaan laser yang dihasilkan dari batu Rubi untuk keperluan medis di Charles Campbell of the Institute of Ophthalmology at Columbia-Presbyterian Medical Center dan Charles Koester of the American Optical Corporation menggunakan prototipe ruby laser photocoagulator untuk menghancurkan tumor pada retina pasien.
  • 1962 Tiga group riset terkenal yaitu General Electric, IBM, dan MIT’s Lincoln Laboratory secara simultan mengembangkan gallium arsenide laser yang mengkonversikan energi listrk secara langsung ke dalam cahaya infra merah dan perkembangan selanjutnya digunakan untuk pengembangan CD dan DVD player serta penggunaan pencetak laser.
  • 1963 Ahli fisika Herbert Kroemer mengajukan ide yaitu heterostructures, kombinasi dari lebih dari satu semikonduktor dalam layer-layer untuk mengurangi kebutuhan energi untuk laser dan membantu untuk dapat bekerja lebih efisien. Heterostructures ini nantinya akan digunakan pada telepon seluler dan peralatan elektronik lainnya.
  • 1966 Charles Kao dan George Hockham yang melakukan penelitian di Standard Telecommunications Laboratories Inggris mempublikasikan penelitiannya tentang kemampuan serat optik dalam mentransmisikan sinar laser yang sangat sedikit rugi-ruginya dengan menggunakan serat kaca yang sangat murni. Dari penemuan ini, kemudian para peneliti lebih fokus pada bagaimana cara memurnikan bahan serat kaca tersebut.
  • 1970 Ilmuwan Corning Glass Works yaitu Donald Keck, Peter Schultz, dan Robert Maurer melaporkan penemuan serat optik yang memenuhi standar yang telah ditentukan oleh Kao dan Hockham. Gelas yang paling murni yang dibuat terdiri atas gabungan silika dalam tahap uap dan mampu mengurangi rugi-rugi cahaya kurang dari 20 decibels per kilometer, yang selanjutnya pada 1972, tim ini menemukan gelas dengan rugi-rugi cahaya hanya 4 decibels per kilometer. Dan juga pada tahun 1970, Morton Panish dan Izuo Hayashi dari Bell Laboratories dengan tim Ioffe Physical Institute dari Leningrad, mendemontrasikan laser semikonduktor yang dapat dioperasikan pada temperatur ruang. Kedua penemuan tersebut merupakan terobosan dalam komersialisasi penggunaan fiber optik.
  • 1973 John MacChesney dan Paul O. Connor pada Bell Laboratories mengembangkan proses pengendapan uap kimia ke bentuk ultratransparent glass yang kemudian menghasilkan serat optik yang mempunyai rugi-rugi sangat kecil dan diproduksi secara masal.
Proses pengendapan uap kimia untuk memodifikasi serat optik
  • 1975 Insinyur pada Laser Diode Labs mengembangkan Laser Semikonduktor, laser komersial pertama yang dapat dioperasikan pada suhu kamar.
  • 1977 Perusahaan telepon memulai penggunaan serat optik yang membawa lalu lintas telepon. GTE membuka jalur antara Long Beach dan Artesia, California, yang menggunakan transmisi LED. Bell Labs mendirikan sambungan yang sama pada sistem telepon di Chicago dengan jarak 1,5 mil di bawah tanah yang menghubungkan 2 switching station.
  • 1980 Industri serat optik benar-benar sudah berkibar, sambungan serat optik telah ada di kota kota besar di Amerika, AT&T mengumumkan akan menginstal jaringan serat optik yang menghubungkan kota kota antara Boston dan Washington D.C., kemudian dua tahun kemudian MCI mengumumkan untuk melakukan hal yang sama. Raksasa-raksasa elektronik macam ITT atau STL mulai memainkan peranan dalam mendalami riset-riset serat optik.
  • 1987 David Payne dari Universitas Southampton memperkenalkan optical amplifiers yang dikotori (dopped) oleh elemen erbium, yang mampu menaikan sinyal cahaya tanpa harus mengkonversikan terlebih dahulu ke dalam energi listrik.
  • 1988 Kabel Translantic yang pertama menggunakan serat kaca yang sangat transparan, dan hanya memerlukan repeater untuk setiap 40 mil.
  • 1991 Emmanuel Desurvire dari Bell Laboratories serta David Payne dan P. J. Mears dari Universitas Southampton mendemontrasikan optical amplifiers yang terintegrasi dengan kabel serat optik tersebut. Dengan keuntungannya adalah dapat membawa informasi 100 kali lebih cepat dari pada kabel dengan penguat elektronik (electronic amplifier).
  • 1996 TPC-5 merupakan jenis kabel serat optik yang pertama menggunakan penguat optik. Kabel ini melewati samudera pasifik mulai dari San Luis Obispo, California, ke Guam, Hawaii, dan Miyazaki, Jepang, dan kembali ke Oregon coast dan mampu untuk menangani 320,000 panggilan telepon.
  • 1997 Serat optik menghubungkan seluruh dunia, Link Around the Globe (FLAG) menjadi jaringan kabel terpanjang di seluruh dunia yang menyediakan infrastruktur untuk generasi internet terbaru.

Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO)

Berdasarkan penggunaannya maka SKSO dibagi atas beberapa generasi yaitu :

Generasi pertama (mulai 1975)

Sistem masih sederhana dan menjadi dasar bagi sistem generasi berikutnya, terdiri dari : alat encoding : mengubah input (misal suara) menjadi sinyal listrik transmitter : mengubah sinyal listrik menjadi sinyal gelombang, berupa LED dengan panjang gelombang 0,87 mm. serat silika : sebagai penghantar sinyal gelombang repeater : sebagai penguat gelombang yang melemah di perjalanan receiver : mengubah sinyal gelombang menjadi sinyal listrik, berupa fotodetektor alat decoding : mengubah sinyal listrik menjadi output (misal suara) Repeater bekerja melalui beberapa tahap, mula-mula ia mengubah sinyal gelombang yang sudah melemah menjadi sinyal listrik, kemudian diperkuat dan diubah kembali menjadi sinyal gelombang. Generasi pertama ini pada tahun 1978 dapat mencapai kapasitas transmisi sebesar 10 Gb.km/s.

Generasi kedua (mulai 1981)

Untuk mengurangi efek dispersi, ukuran teras serat diperkecil agar menjadi tipe mode tunggal. Indeks bias kulit dibuat sedekat-dekatnya dengan indeks bias teras. Dengan sendirinya transmitter juga diganti dengan diode laser, panjang gelombang yang dipancarkannya 1,3 mm. Dengan modifikasi ini generasi kedua mampu mencapai kapasitas transmisi 100 Gb.km/s, 10 kali lipat lebih besar daripada generasi pertama.

Generasi ketiga (mulai 1982)

Terjadi penyempurnaan pembuatan serat silika dan pembuatan chip diode laser berpanjang gelombang 1,55 mm. Kemurnian bahan silika ditingkatkan sehingga transparansinya dapat dibuat untuk panjang gelombang sekitar 1,2 mm sampai 1,6 mm. Penyempurnaan ini meningkatkan kapasitas transmisi menjadi beberapa ratus Gb.km/s.

 

Generasi keempat (mulai 1984)

Dimulainya riset dan pengembangan sistem koheren, modulasinya yang dipakai bukan modulasi intensitas melainkan modulasi frekuensi, sehingga sinyal yang sudah lemah intensitasnya masih dapat dideteksi. Maka jarak yang dapat ditempuh, juga kapasitas transmisinya, ikut membesar. Pada tahun 1984 kapasitasnya sudah dapat menyamai kapasitas sistem deteksi langsung. Sayang, generasi ini terhambat perkembangannya karena teknologi piranti sumber dan deteksi modulasi frekuensi masih jauh tertinggal. Tetapi tidak dapat disangkal bahwa sistem koheren ini punya potensi untuk maju pesat pada masa-masa yang akan datang.

Generasi kelima (mulai 1989)

Pada generasi ini dikembangkan suatu penguat optik yang menggantikan fungsi repeater pada generasi-generasi sebelumnya. Sebuah penguat optik terdiri dari sebuah diode laser InGaAsP (panjang gelombang 1,48 mm) dan sejumlah serat optik dengan doping erbium (Er) di terasnya. Pada saat serat ini disinari diode lasernya, atom-atom erbium di dalamnya akan tereksitasi dan membuat inversi populasi*, sehingga bila ada sinyal lemah masuk penguat dan lewat di dalam serat, atom-atom itu akan serentak mengadakan deeksitasi yang disebut emisi terangsang (stimulated emission) Einstein. Akibatnya sinyal yang sudah melemah akan diperkuat kembali oleh emisi ini dan diteruskan keluar penguat. Keunggulan penguat optik ini terhadap repeater adalah tidak terjadinya gangguan terhadap perjalanan sinyal gelombang, sinyal gelombang tidak perlu diubah jadi listrik dulu dan seterusnya seperti yang terjadi pada repeater. Dengan adanya penguat optik ini kapasitas transmisi melonjak hebat sekali. Pada awal pengembangannya hanya dicapai 400 Gb.km/s, tetapi setahun kemudian kapasitas transmisi sudah menembus harga 50 ribu Gb.km/s.

Generasi keenam

Pada tahun 1988 Linn F. Mollenauer memelopori sistem komunikasi soliton. Soliton adalah pulsa gelombang yang terdiri dari banyak komponen panjang gelombang. Komponen-komponennya memiliki panjang gelombang yang berbeda hanya sedikit, dan juga bervariasi dalam intensitasnya. Panjang soliton hanya 10-12 detik dan dapat dibagi menjadi beberapa komponen yang saling berdekatan, sehingga sinyal-sinyal yang berupa soliton merupakan informasi yang terdiri dari beberapa saluran sekaligus (wavelength division multiplexing). Eksperimen menunjukkan bahwa soliton minimal dapat membawa 5 saluran yang masing-masing membawa informasi dengan laju 5 Gb/s. Cacah saluran dapat dibuat menjadi dua kali lipat lebih banyak jika dibunakan multiplexing polarisasi, karena setiap saluran memiliki dua polarisasi yang berbeda. Kapasitas transmisi yang telah diuji mencapai 35 ribu Gb.km/s.
Cara kerja sistem soliton ini adalah efek Kerr, yaitu sinar-sinar yang panjang gelombangnya sama akan merambat dengan laju yang berbeda di dalam suatu bahan jika intensitasnya melebihi suatu harga batas. Efek ini kemudian digunakan untuk menetralisir efek dispersi, sehingga soliton tidak akan melebar pada waktu sampai di receiver. Hal ini sangat menguntungkan karena tingkat kesalahan yang ditimbulkannya amat kecil bahkan dapat diabaikan. Tampak bahwa penggabungan ciri beberapa generasi teknologi serat optik akan mampu menghasilkan suatu sistem komunikasi yang mendekati ideal, yaitu yang memiliki kapasitas transmisi yang sebesar-besarnya dengan tingkat kesalahan yang sekecil-kecilnya yang jelas, dunia komunikasi abad 21 mendatang tidak dapat dihindari lagi akan dirajai oleh teknologi serat optik.

Kelebihan Serat Optik

Dalam penggunaan serat optik ini, terdapat beberapa keuntungan antara lain[3] :
  1. Lebar jalur besar dan kemampuan dalam membawa banyak data, dapat memuat kapasitas informasi yang sangat besar dengan kecepatan transmisi mencapai gigabit-per detik dan menghantarkan informasi jarak jauh tanpa pengulangan
  2. Biaya pemasangan dan pengoperasian yang rendah serta tingkat keamanan yang lebih tinggi
  3. Ukuran kecil dan ringan, sehingga hemat pemakaian ruang
  4. Imun, kekebalan terhadap gangguan elektromagnetik dan gangguan gelombang radio
  5. Non-Penghantar, tidak ada tenaga listrik dan percikan api
  6. Tidak berkarat

Kabel Serat Optik

Secara garis besar kabel serat optik terdiri dari 2 bagian utama, yaitu cladding dan core [4]. Cladding adalah selubung dari inti (core). Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi.
Bagian-bagian serat optik jenis single mode
Dalam aplikasinya serat optik biasanya diselubungi oleh lapisan resin yang disebut dengan jacket, biasanya berbahan plastik. Lapisan ini dapat menambah kekuatan untuk kabel serat optik, walaupun tidak memberikan peningkatan terhadap sifat gelombang pandu optik pada kabel tersebut. Namun lapisan resin ini dapat menyerap cahaya dan mencegah kemungkinan terjadinya kebocoran cahaya yang keluar dari selubung inti. Serta hal ini dapat juga mengurangi cakap silang (cross talk) yang mungkin terjadi[2].
Pembagian serat optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :
1. Berdasarkan mode yang dirambatkan[5] :
  • Single mode : serat optik dengan inti (core) yang sangat kecil (biasanya sekitar 8,3 mikron), diameter intinya sangat sempit mendekati panjang gelombang sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding selongsong (cladding). Bahagian inti serat optik single-mode terbuat dari bahan kaca silika (SiO2) dengan sejumlah kecil kaca Germania (GeO2) untuk meningkatkan indeks biasnya. Untuk mendapatkan performa yang baik pada kabel ini, biasanya untuk ukuran selongsongnya adalah sekitar 15 kali dari ukuran inti (sekitar 125 mikron). Kabel untuk jenis ini paling mahal, tetapi memiliki pelemahan (kurang dari 0.35dB per kilometer), sehingga memungkin kecepatan yang sangat tinggi dari jarak yang sangat jauh. Standar terbaru untuk kabel ini adalah ITU-T G.652D, dan G.657[6].
  • Multi mode  : serat optik dengan diameter core yang agak besar yang membuat laser di dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding yang dapat menyebabkan berkurangnya bandwidth dari serat optik jenis ini.
2. Berdasarkan indeks bias core[3] :
  • Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang homogen.
  • Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.
Kabel serat optik

Pelemahan

Pelemahan (Attenuation) cahaya sangat penting diketahui terutama dalam merancang sistem telekomunikasi serat optik itu sendiri. Pelemahan cahaya dalam serat optik adalah adanya penurunan rata-rata daya optik pada kabel serat optik, biasanya diekspresikan dalam decibel (dB) tanpa tanda negatif. Berikut ini beberapa hal yang menyumbang kepada pelemahan cahaya pada serat optik[7]:
  1. Penyerapan (Absorption)
    Kehilangan cahaya yang disebabkan adanya kotoran dalam serat optik.
  2. Penyebaran (Scattering)
  3. Kehilangan radiasi (radiative losses)
Reliabilitas dari serat optik dapat ditentukan dengan satuan BER (Bit error rate). Salah satu ujung serat optik diberi masukan data tertentu dan ujung yang lain mengolah data itu. Dengan intensitas laser yang rendah dan dengan panjang serat mencapai beberapa km, maka akan menghasilkan kesalahan. Jumlah kesalahan persatuan waktu tersebut dinamakan BER. Dengan diketahuinya BER maka, Jumlah kesalahan pada serat optik yang sama dengan panjang yang berbeda dapat diperkirakan besarnya.

Kode warna pada kabel serat optik

Selubung luar

Dalam standarisasinya kode warna dari selubung luar (jacket) kabel serat optik jenis Patch Cord adalah sebagai berikut:
Warna selubung luar/jacket
Artinya
Kuning
serat optik single-mode
Oren
serat optik multi-mode
Aqua
Optimal laser 10 giga 50/125 mikrometer serat optik multi-mode
Abu-Abu
Kode warna serat optik multi-mode, yang tidak digunakan lagi
Biru
Kadang masih digunakan dalam model perancangan

Konektor

Pada kabel serat optik, sambungan ujung terminal atau disebut juga konektor, biasanya memiliki tipe standar seperti berikut:
  1. FC (Fiber Connector): digunakan untuk kabel single mode dengan akurasi yang sangat tinggi dalam menghubungkan kabel dengan transmitter maupun receiver. Konektor ini menggunakan sistem drat ulir dengan posisi yang dapat diatur, sehingga ketika dipasangkan ke perangkat lain, akurasinya tidak akan mudah berubah.
  2. SC (Subsciber Connector): digunakan untuk kabel single mode, dengan sistem dicabut-pasang. Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat diatur secara manual serta akurasinya baik bila dipasangkan ke perangkat lain.
  3. ST (Straight Tip): bentuknya seperti bayonet berkunci hampir mirip dengan konektor BNC. Sangat umum digunakan baik untuk kabel multi mode maupun single mode. Sangat mudah digunakan baik dipasang maupun dicabut.
  4. Biconic: Salah satu konektor yang kali pertama muncul dalam komunikasi fiber optik. Saat ini sangat jarang digunakan.
  5. D4: konektor ini hampir mirip dengan FC hanya berbeda ukurannya saja. Perbedaannya sekitar 2 mm pada bagian ferrule-nya.
  6. SMA: konektor ini merupakan pendahulu dari konektor ST yang sama-sama menggunakan penutup dan pelindung. Namun seiring dengan berkembangnya ST konektor, maka konektor ini sudah tidak berkembang lagi penggunaannya.
  7. E200
Selanjutnya jenis-jenis konektor tipe kecil:
  1. LC
  2. SMU
  3. SC-DC
Selain itu pada konektor tersebut biasanya menggunakan warna tertentu dengan maksud sebagai berikut:
Warna Konektor
Arti
Keterangan
Biru
Physical Contact (PC), 0°
yang paling umum digunkan untuk serat optik single-mode.
Hijau
Angle Polished (APC), 8°
sudah tidak digunakan lagi untuk serat optik multi-mode
Hitam
Physical Contact (PC), 0°

Abu-abu,
Krem
Physical Contact (PC), 0°
serat optik multi-mode
Putih
Physical Contact (PC), 0°

Merah

Penggunaan khusus






















Automation Direct Pty Ltd is a professional supplier in the field of industrial switches and sensors, including automation and instrumental apparatus. Owning an outstanding R&D team which focus on the core technique and devoted to development and innovation, we provide our esteemed customers with All-In-One solutions as vertical integration including design, tooling, and production. We believe that the only way to offer the best industrial control system for customers is to be a total solution-provider. Through our enterprise concept, we can make our customers reduce the cost of operation, enhance the efficiency of work, and increase the quality plus the extra value of products.



SENSORS AND ENCODERS
Sensor lineupPROXIMITY SENSORS, PHOTOELECTRIC SENSORS, LIMIT SWITCHES, SAFETY LIMIT SWITCHES,
 ( aPDF)

AutomationDirect has the proximity sensors, photoelectric sensors and limit switches you need to sense the presence of objects in a variety of applications. Our high-quality line of proximity and limit switches come from high-tech European manufacturers with years of experience developing and supplying reliable sensors.
  • We offer proximity sensors and photoelectric sensors in a large variety of shapes and sizes and more than 50 different models of limit switches.
  • Photoelectric sensor offerings now include high performance rectangular models, with clear object detectors.
  • Both LED and laser photoelectric sensors are available.
  • Fiber photoelectric amplifers and a variety of optical fibers are also available.
  • Ultrasonic DC and analog output proximity sensors offer long
ROTARY ENCODERS       TRD-J ENCODERS  ( aPDF)
enc
Koyo is the third-largest manufacturer of bearings in the world, and has been producing quality, highly reliable encoders for over 32 years.
Koyo rotary encoders are used by many companies for angle, length-measuring, and position sensing in major industrial machinery and equipment worldwide.

Encoders are sometimes referred to as optical transducers or position transducers.
AutomationDirect offers a wide variety of light, medium and heavy-duty encoders (transducers).
Use these encoders with our PLC high-speed counter modules for accurate position monitoring and control.

Sensors and Encoders Selection Guide

Inductive Proximity Sensors
Inductive Proximity Sensors
Inductive sensors detect metallic objects.
  • 3mm / 4mm / 5mm Round (PY/PD1 Series)
  • 8mm Round (AE Series)
  • 12mm Round (AM/VM1/PMW Series)
  • 18mm Round (AK/VK1/PKW Series)
  • 30mm Round (AT/VT1/PTW Series)
  • Rectangular (CR/DR/APS Series)
  • Cables & Accessories
Capacitive Proximity Sensors
Capacitive Proximity Sensors
Inductive sensors detect metallic objects, while capacitive sensors detect all other materials.
  • 30mm DC Powered (CT1 Series)
  • Accessories
Photoelectric Sensors
Photoelectric Sensors
Photoelectric sensors allow non-contact detection of objects using red or InfraRed guided light.
  • High Performance AC/DC
  • Light Screens (BX Series)
  • DC Rectangular (QX/CX/FE Series)
  • AC Rectangular (FG Series)
  • 5mm Round - Stainless (C5 Series)
  • 8mm Round - Metal (HEE/HER Series) 12mm Round - Metal (DM Series)
  • 18mm Round - Metal (C18 Series)
  • 18mm Round - NonMetal (MS/SS/FA/FARS)
  • 18mm AC Powered (MQ / MV Series)
Fiber Optic Sensors
Supreme noise protection and small sizes for tough applications. 188 mm round and DIN-rail amplifiers. 4, 6 and 7 mm fiber heads available. 2.2 mm cuttable plastic fibers.
  • 18mm Round Amplifiers (SSF Series)
  • Rail Amplifiers (DFP/DFT Series)
  • Cuttable Fiber Sensors (CF Series)
  • Cables & Accessories
Ultrasonic Sensors
Ultrasonic Sensors
Ultrasonic sensors are ideal for applications in which the sensed object is made of clear, transparent or varying surface color materials.
  • 18mm Round (SU Series)
  • 30mm Round (TU Series)
  • Analog output models available
  • 100 mm to 2500 mm sensing ranges (adjustable)
  • Miniature, rectangular sensors for limited mounting spaces
Encoders
Incremental and Absolute Encoders
Use these encoders for your applications or with our PLC high-speed counter modules and our Variable Frequency Drives with encoder feedback.
  • Light Duty Standard Shaft (TRD-S Series)
  • Light Duty Hollow Shaft (TRD-SH Series)
  • Medium Duty Standard Shaft (TRD-N Series)
  • Medium Duty Hollow Shaft (TRD-NH Series)
  • Heavy Duty Standard Shaft (TRD-GK Series)
  • Absolute Medium Duty Standard Shaft (TRD-NA Series)
  • Encoder Accessories
Limit Switches
Heavy-duty IEC Limit Switches (ABM Series)
Our limit switches feature the most popular actuator styles (plungers, short and adjustable levers with rollers, and steel and plastic rods) and a wide variety of cable entry options.
  • Stainless Steel Plunger Actuator
  • Stainless Steel Plunger with Roller Actuator
  • One-way Lever with Stainless Steel Roller Actuator
  • Lever with Stainless Steel Roller Actuator
  • Adjustable Lever with Stainless Steel Roller Actuator
  • Stainless Steel Rod Actuator
  • 360 Degree Stainless Steel Spring with Polyamide Tip Actuator
  • 360 Degree Stainless Steel Spring Actuator
  • Additional Lever Arms/ Spare Parts & Accessories
Double-insulated (PBT) limit switches
Double-insulated (PBT) Limit Switches
ABP series limit switches feature the most popular actuator styles (plungers, short and adjustable levers with rollers, and steel and plastic rods) and a wide variety of cable entry options. Miniature switches (AAP series) are also available.
  • Plunger Actuator
  • Plunger with Roller Actuator
  • One-way Lever with Polyamide Roller Actuator
  • Side Rotary Lever with Polyamide Roller Actuator
  • Side Rotary Adjustable Lever with Polyamide Roller Actuator
  • Stainless Steel Rod Actuator
  • 360 Degree Stainless Steel Spring with Polyamide Tip Actuator
  • 360 Degree Stainless Steel Spring Actuator
  • Spare Parts & Accessories
SLS
Safety Switches
These safety switches are developed and manufactured according to IEC and EN European standards for Type 4 machine safety/ OSHA machine guarding.

Safety Switch Series

  • SP2 Series - 30mm safety interlock switches with tongue keys, shaft hinge, or lever hinge
  • SDM Series - 50mm safety interlock switches with tongue keys, shaft hinge, lever hinge or cable-pull
  • SBM Series - 40mm safety interlock switches with tongue keys or cable-pull
  • SCM Series - 60mm safety interlock switches with tongue keys or cable-pull
  • AP2 Series - 30mm safety limit switches with pull button reset





laporan praktikum

LAPORAN

Pendahuluan
Network Operating System
Yaitu penghubung antara hardware, software dan brainware. Salah satu system operasi yang biasa di pakai untuk jaringan adalah Linux.

Bab I
Pembahasan
Di dalam jaringan komputer terdapat istilah Transport Connection Protocol/Internet Protocol (TCP/IP). Jaringan komputer dengan sistem operasi Windows, TCP/IP mempunyai peranan yang penting dan juga karena protokol TCP/IP merupakan protokol pilihan (default) dari Windows.

Versi yang biasa dipakai adalah versi 4 dengan 32 bit.
00000000.00000000.00000000.00000000= 32 bit
Paling rendah             = 0
Paling tinggi                = 255

 IP address versi 4 dibagi menjadi beberapa bagian :
  • Class a (besar)
      255.0.0.0
11111111.00000000.00000000.00000000  è 28 = 256 bit

  • Class b (menengah)
255.255.0.0
11111111.11111111.00000000.00000000 è 216 = 65.556 bit

  • Class c (kecil)
255.255.255.0
 11111111.11111111.11111111.00000000 è 224 = 16.777.216 bit

IP yang digunakan terdiri dari :
a.      IP publik
            Bisa berhadapan langsung dengan komputer di seluruh dunia (global). IP ini tidak dpat diatur sendiri oleh pemakai (ditentukan oleh server).
b.     IP private
Tidak boleh berhadapan langung dengan komputer di seluruh dunia (lokal) dan boleh diatur sendiri.

Syarat-syarat komputer bisa terhubung dengan komputer lain melalui jaringan jika :
  1. Mempunyai net id yang sama
Cth:     a. 192.168.2.1
b. 192.168.2.2
    Net id                 

  1. Host id tidak boleh sama
Cth:     a. 192.168.1
            b. 192.168.2
     Host id

  1. Net mask harus sama
Cth:     a. 255.255.255.0
b. 255.255.255.0

  1. Memiliki IP broad cast (IP terakhir)
Cth: 192.168.2.255

  1. Spesial IP tidak boleh digunakan

Contoh:

                                       A                                  B                               C
 192.168.1.1            192.168.1.65          192.168.1.130
255.255.255.192    255.255.255.192    255.255.255.192

Subnet:
192.168.1.0     – 192.168.1.63
192.168.1.64   – 192.168.1.127
192.168.1.128 – 192.168.1.191
192.168.1.192 – 192.168.1.255

Bab II
Soal

  • Berapa jaringan yang digunakan bila kita memiliki 20 unit komputer?
Jawab:
Diket: 20 unit komputer
1 unit hanya boleh memiliki i hostnet id
Maka dibutuhkan 20 hosnet + 2 untuk net id=22 hostnet id
            2?  è 22.......?
            25  è 32  (mendekati 22)

            Netmask :
            255.255.255.0
            11111111.11111111.11111111.00000000

Lakukan penghitungan sebanyak pangkat 2 yang telah di dapat tadi (25 yaitu 5 kali) dimulai dari broadcast id (angka terakhi, dari kanan ke kiri).
11111111.11111111.11111111.00000000
Maka akan diperoleh:
v     00000 = 25 =32
è32 menjadi batas akhir antara subnet satu dengan subnet berikutnya
v     000 = sisa dijadikan satu = 111bin= 23= 8
è 8 menunjukkan banyaknya subnet yang dibutuhkan

ü      Jadi kita membutuhkan 8 subnet id untuk menghubungkan 20 unit komputer, dengan rincian sebagai berikut :
  1. 192.168.2.0     - 192.168.2.31
  2. 192.168.2.32   - 192.168.2.63
  3. 192.168.2.64   - 192.168.2.95
  4. 192.168.2.96   - 192.168.2.127
  5. 192.168.2.128 - 192.168.2.159
  6. 192.168.2.160 - 192.168.2.191
  7. 192.168.2.192 - 192.168.2.223
  8. 192.168.2.224 - 192.168.2.254

Penutup
Kesimpulan
            Agar memperoleh jaringan yang cepat dan efisien, perlu diadakan pembagian subnet id.

topologi jaringan

Topologi Jaringan


Pengertian Topologi Jaringan

Topologi jaringan dalam telekomunikasi adalah suatu cara menghubungkan perangkat telekomunikasi yang satu dengan yang lainnya sehingga membentuk jaringan. Dalam suatu jaringan telekomunikasi, jenis topologi yang dipilih akan mempengaruhi kecepatan komunikasi.
            Untuk itu maka perlu dicermati kelebihan/keuntungan dan kekurangan/kerugian dari masing-masing topologi berdasarkan karakteristiknya.

Jenis Topologi
1. Topologi BUS
2. Topologi Star
3. Topologi Ring
4. Topologi Tree
5. Topologi Mesh


1. Topologi BUS

Topologi bus diimplementasikan dengan menggunakan media fisik berupa kabel koaksial . Topologi ini umumnya digunakan untuk jaringan computer yang terhubung secara sederhana sehingga computer-komputer yang terlibat di dalamnya bisa   berkomunikasi satu sama lainnya. Realisasi dari topologi bus ini adalah adanya sebuah jalur utama yang menjadi penghubung antar komputer.

Karakteristik Topologi BUS
• Node – node dihubungkan secara serial sepanjang kabel, dan pada kedua ujung kabel
   ditutup dengan terminator.
• Sangat sederhana dalam instalasi
• Sangat ekonomis dalam biaya.
• Paket‐paket data saling bersimpangan pada suatu kabel
• Tidak diperlukan hub, yang banyak diperlukan adalah Tconnector pada setiap ethernet
card.
• Problem yang sering terjadi adalah jika salah satu node rusak, maka jaringan
keseluruhan dapat down, sehingga seluruh node tidak bisa berkomunikasi dalam
jaringan tersebut.

Keuntungan Topologi BUS
• Topologi yang sederhana
• Kabel yang digunakan sedikit untuk menghubungkan komputer‐komputer atau
peralatan‐peralatan yang lain
• Biayanya lebih murah dibandingkan dengan susunan pengkabelan yang lain.
• Cukup mudah apabila kita ingin memperluas jaringan pada topologi bus.

Kerugian Topologi BUS
• Traffic (lalu lintas) yang padat akan sangat memperlambat bus.
• Setiap barrel connector yang digunakan sebagai penghubung memperlemah sinyal
elektrik yang dikirimkan, dan kebanyakan akan menghalangi sinyal untuk dapat diterima
dengan benar.
• Sangat sulit untuk melakukan troubleshoot pada bus.
• Lebih lambat dibandingkan dengan topologi yang lain.

2. Topologi STAR
Pada topologi ini didesain dimana setiap node(file server, workstation dan perangkat lainnya) terkoneksi ke jaringan melewati sebuah pusat pengontrol yang disebut hub atau swicth atau concentrator. Hub atau concentrator akan mengatur dan mengontrol keseluruhan fungsi jaringan. Dia juga bertindak sebagai repeater/ penguat aliran data. Konfigurasi pada jaringan Star ini menggunakan kabel Tweisted pair, dan dapat digunakan bersama kabel koaksial atau kabel fiber.

 
Karakteristik Topologi STAR
• Setiap node berkomunikasi langsung dengan konsentrator (HUB)
• Bila setiap paket data yang masuk ke consentrator (HUB) kemudian di broadcast
keseluruh node yang terhubung sangat banyak (misalnya memakai hub 32 port), maka
kinerja jaringan akan semakin turun.
• Sangat mudah dikembangkan
• Jika salah satu ethernet card rusak, atau salah satu kabel pada terminal putus, maka
keseluruhhan jaringan masih tetap bisa berkomunikasi atau tidak terjadi down pada
jaringan keseluruhan tersebut.
• Tipe kabel yang digunakan biasanya jenis UTP.

Keuntungan Topologi STAR
• Cukup mudah untuk mengubah dan menambah komputer ke dalam jaringan yang
menggunakan topologi star tanpa mengganggu aktvitas jaringan yang sedang
berlangsung.
• Apabila satu komputer yang mengalami kerusakan dalam jaringan maka computer
tersebut tidak akan membuat mati seluruh jaringan star.
• Kita dapat menggunakan beberapa tipe kabel di dalam jaringan yang sama dengan hub
yang dapat mengakomodasi tipe kabel yang berbeda.

Kerugian Topologi STAR
• Memiliki satu titik kesalahan, terletak pada hub. Jika hub pusat mengalami kegagalan,
maka seluruh jaringan akan gagal untuk beroperasi.
• Membutuhkan lebih banyak kabel karena semua kabel jaringan harus ditarik ke satu
central point, jadi lebih banyak membutuhkan lebih banyak kabel daripada topologi
jaringan yang lain.
• Jumlah terminal terbatas, tergantung dari port yang ada pada hub.
• Lalulintas data yang padat dapat menyebabkan jaringan bekerja lebih lambat.

3. Topologi RING
Bentuk ini merupakan bus network yang ujung-ujungnya dipertemukan kembali sehingga membentuk suatu lingkaran, setiap informasi yang diperoleh diperiksa alamatnya oleh terminal yang dilewati.
Karaktristik Topologi RING
• Node‐node dihubungkan secara serial di sepanjang kabel, dengan bentuk jaringan
seperti lingkaran.
• Sangat sederhana dalam layout seperti jenis topologi bus.
• Paket‐paket data dapat mengalir dalam satu arah (kekiri atau kekanan) sehingga
collision dapat dihindarkan.
• Problem yang dihadapi sama dengan topologi bus, yaitu: jika salah satu node rusak
maka seluruh node tidak bisa berkomunikasi dalam jaringan tersebut.
• Tipe kabel yang digunakan biasanya kabel UTP atau Patch Cable (IBM tipe 6).
Keuntungan Topologi RING
• Data mengalir dalam satu arah sehingga terjadinya collision dapat dihindarkan.
• Aliran data mengalir lebih cepat karena dapat melayani data dari kiri atau kanan dari
server.
• Dapat melayani aliran lalulintas data yang padat, karena data dapat bergerak kekiri atau
kekanan.
• Waktu untuk mengakses data lebih optimal.
Kerugian Topologi RING
• Apabila ada satu komputer dalam ring yang gagal berfungsi, maka akan mempengaruhi
keseluruhan jaringan.
• Menambah atau mengurangi computer akan mengacaukan jaringan.
• Sulit untuk melakukan konfigurasi ulang.
  
4. Topologi TREE
            Topologi TREE merupakan perpaduan antara topologi BUS dan topologi STAR, yang terdiri dari kelompok-kelompok dari workstation. Konfigurasi Bintang yang terkoneksi ke kabel utama yang menggunakan topologi bus. Topologi ini memungkinkan untuk pengembangan jaringan yang telah ada, dan memungkinkan sebuah perusahaan mengkonfigurasikan jaringan sesuai dengan kebutuhannya.
 
Keuntungan topologi  TREE
• Instalasi jaringan dari titik ke titik pada masing-asing segmen.
• Didukung oleh banyak perangkat keras dan perangkat lunak.
Kerugian topologi TREE
• Keseluruhan panjang kabel pada tiap-tiap segmen dibatasi oleh tipe kabel yang digunakan.
•Jika jaringan utama/backbone rusak, keseluruhan segmen ikut jatuh juga.
•Sangat sulit untuk dikonfigurasi dan juga untuk pengkabelannya dibandingkan topologi jaringan model lain.  
Topologi MESH
          Topologi ini juga disebut sebagai jaringan,karena setiap computer akan berhubungan pada tiap-tiap computer lain yang tersambung. Topologi ini jarang sekali diterapkan dalam LAN karena lasan pemborosan kabel dan sulitnya instalasi, selain itu juga sulit mendeteksi keamanannya. Biasanya model ini diterapkan pada WAN atau internet sehingga disebut sebagai topologi WEB. 
 
Karakteristik Topologi MESH
• Topologi mesh memiliki hubungan yang berlebihan antara peralatan‐peralatan yang
ada.
• Susunannya pada setiap peralatan yang ada didalam jaringan saling terhubung satu
sama lain.
• jika jumlah peralatan yang terhubung sangat banyak, tentunya ini akan sangat sulit
sekali untuk dikendalikan dibandingkan hanya sedikit peralatan saja yang terhubung.
Keuntungan Topologi MESH
• Keuntungan utama dari penggunaan topologi mesh adalah fault tolerance.
• Terjaminnya kapasitas channel komunikasi, karena memiliki hubungan yang berlebih.
• Relatif lebih mudah untuk dilakukan troubleshoot.
• Kita bisa melakukan komunikasi data melalui banyak jalur, jika jalur satu terputus maka bisa memakai jalur yang lain.
Kerugian Topologi MESH
• Sulitnya pada saat melakukan instalasi dan melakukan konfigurasi ulang saat jumlah
komputer dan peralatan‐peralatan yang terhubung semakin meningkat jumlahnya.
• Biaya yang besar untuk memelihara hubungan yang berlebih.
TABEL PERBANDINGAN ANTAR TOPOLOGI JARINGAN
Toplogi
Kabel yang biasa digunakan
Protocol yang umumnya digunakan
Bus
Kabel Twisted Pair
Kabel Koaksial
Kabel Fiber Optik
Ethernet
LocalTalk
Star
Kabel Twisted Pair
Kabel Fiber Optik
Ethernet
LocalTalk
Tree
Kabel Twisted Pair
Kabel Koaksial
Kabel Fiber Optik 
Ethernet

Ring
Kabel Twisted Pair
Token Ring